Rabu, 08 Agustus 2012

Matematika : Real Problem Solving

Oleh : Ibnu Imam Dluhry

            Matematika adalah sebuah cabang ilmu pengetahuan yang menggeluti ilmu hitung, besaran, struktur, ruang dan perubahan. Kalau filsafat sering disebut sebagai father of science (bapak ilmu pengetahuan) karena filsafat merupakan awal dari munculnya ilmu pengetahuan. Maka gelar mother of science (ibu ilmu pengetahuan) pantas disematkan kepada matematika karena begitu pentingnya matematika melandasi cabang-cabang ilmu pengetahuan yang lain. Matematika sering dianggap susah bagi sebagian besar orang karena kerumitan yang ada dalam matematika. Tetapi bagi sebagian kecil orang menganggap matematika itu mudah karene mengasyikkan.

Sejarah Matematika
            Sejarah matematika telah ada sejak abad ke 20 SM dengan ditemukannya lembaran-lembaran matematika pada zaman babylonia, Mesir kuno dan Yunani kuno. Dalam perkembangan sejarahnya, matematika berkembang pesat terutama di Yunani kuno. Terutama dengan ilmuwan-ilmuwan hebat yang hidup di zaman Yunani kuno seperti Pythagoras dengan mengungkapkan teorema pythagoras dan juga menggunakan istilah matematika untuk pertama kali. Thales juga dianggap ilmuwan terhebat matematika karena menggunakan geometri untuk menyelesaikan masalah ketinggian piramida.
Eudoxus (kira-kira 408 SM sampai 355 SM) mengembangkan metoda kelelahan, sebuah rintisan dari Integral modern. Aristoteles (kira-kira 384 SM sampai 322 SM) mulai menulis hukum logika. Euklides (kira-kira 300 SM) adalah contoh terdini dari format yang masih digunakan oleh matematika saat ini, yaitu definisi, aksioma, teorema, dan bukti. Dia juga mengkaji kerucut. Bukunya, Elemen, dikenal di segenap masyarakat terdidik di Barat hingga pertengahan abad ke-20. Selain teorema geometri yang terkenal, seperti teorem Pythagoras, Elemen menyertakan bukti bahwa akar kuadrat dari dua adalah irasional dan terdapat tak-hingga banyaknya bilangan prima.
            Ketika zaman kejayaan Islam, matematika punya ilmuwan hebatnya seperti Al Khawarizmi dengan Aljabarnya sebagai karya fenomenal dalam sejarah ilmu pengetahuan. Selain aljabar sebagai karyanya, ada satu karya lagi yang cukup fenomenal yaitu aritmatika.
            Pada abad ke 17-21, perkembangan matematika begitu pesat menuju ke cabang ilmu yang makin kompleks. Dengan ditemukannya integral, turunan, limit dan sebagainya matematika telah berkembang sangat pesat dari zaman Yunani kuno.
Matematika Sebagai Real Problem Solving
Dalam perjalanan sejarahnya, matematika hanya digunakan sebagai alat/metode saja untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada. Ketika orang-orang yang pandai dalam matematika hanya menggunakan matematika untuk alat saja, tanpa berusaha untuk berpikir mungkinkah matematika digunakan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan nyata yang ada. Ketika matematika hanya diajarkan teori-teori yang menggunakan pengandaian-pengandaian yang susah kepada para pelajar. Inilah yang menyebabkan masyarakat Indonesia perpandangan sinis terhadap matematika karena matematika hanya mencakup teori-teori dengan pengandaian-pengandaian yang amat susah dimengerti. Ketika ada seseorang yang bertanya kepada mahasiswa matematika tentang pekerjaan apa yang akan mereka geluti setelah lulus, mahasiswa tersebut menjawab guru les, dosen, atau pegawai, hanya sebatas itu. Inilah permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi oleh matematika terlebih kepada Perguruan Tinggi yang mengajarkan matematika sebagai sains.
Solusi yang paling masuk akal adalah matematika bertransformasi (berubah) dari sebatas alat dalam menyelesaikan masalah menjadi matematika sebagai penyelesai masalah nyata di kehidupan sehari-hari. Inilah yang harus dilakukan oleh perguruan tinggi dalam menjawab tantangan dari masyarakat yang beranggapan sinis terhadap matematika. Perguruan Tinggi harus membuat kurikulum yang mengarah ke arah “Matematika sebagai Real Problem Solving”. Perguruan Tinggi seharusnya tidak hanya mengajarkan hitung-hitungan dan pengandaian-pengandaian saja kepada mahasiswanya tetapi harus juga menyentuh aspek masalah-masalah yang di hadapi kehidupan nyata yang bisa diselesaikan oleh matematika. Dengan cara ini saja, matematika bisa lebih dihargai oleh masyarakat itu sendiri sehingga dapat merubah paradigma masyarakat tentang matematika. Selain dapat merubah paradigma masyarakat, Real Problem Solving juga sesuai dengan prinsip Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat kerena telah bisa menyelesaikan masalah-masalah nyata yang ada di kehidupan manusia.

Selain itu, real problem solving juga bisa diarahkan kepada penelitian-penelitian dari mahasiswa, dosen dan ahli di bidang matematika yang berkaitan dengan masalah di kehidupan nyata ditilik dari sudut pandang matematika. Dengan cara seperti ini semoga saja nanti matematika dapat menjadi ilmu pengetahuan yang selain menjadi alat/metode penyelesaian masalah juga bisa menjadi penyelesaian masalah di kehidupan nyata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar