Minggu, 13 Mei 2012

Samakah Tuhan Semua Agama???


Pengertian Tuhan
Kata Tuhan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai sesuatu yang diyakini, dipuja, dan disembah oleh manusia sebagai yang Mahakuasa, Mahaperkasa, dan sebagainya: Yang Maha Esa. Tuhan ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai (didominir) olehnya (sesuatu itu).
Dalam konsep Islam, Tuhan diyakini sebagai Zat Maha Tinggi Yang Nyata dan Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu Takdir, dan Hakim bagi semesta alam. Islam menitik beratkan konseptualisasi Tuhan sebagai Yang Tunggal dan Maha Kuasa (tauhid).
Dalam konsep kristen, tuhan disebut dengan nama Bapa yang diberikan kepada Tuhan menunjukkan bahwa Ia adalah asal-usul dari segala sesuatu yang tunduk kepada-Nya. Dialah Kewibawaan yang tertinggi dan yang Maha kuasa, Maha Pencipta, dan Pelindung. "Tuhan adalah Ruh Mahatinggi, Dia ada dengan sendirinya dan Dia sempurna tanpa batas."
Jelaslah, terdapat kesamaan pandangan tentang pengertian tuhan itu sendiri yaitu tuhan memiliki sifat yang Maha dalam segala aspek.


Sejarah Tuhan
Dalam sebuah buku yang berjudul Sejarah Tuhan (Hystory of God) karya Karen Amstrong mengungkapkan awal kehidupan manusia telah mengenal tuhan yang satu (monotheisme). Kemudian, karena perkembangan budaya, pemikiran manusia, tuhan berubah menjadi banyak (polytheisme) dengan ditunjukan banyaknya dewa-dewa yang di sembah pada masa yunani kuno, mesir kuno maupun babylonia. Mereka menyembah para dewa dengan membuat patung, kuil, atau bentuk lain sebagai perwujudan dari tuhan mereka. Pada situasi itu, muncullah anak Adam yang bernama Ibrahim yang membawakan ajaran tentang monotheisme (keesaan tuhan). Dalam perjalanan sejarahnya, konsep monotheisme sendiri sering dibenturkan oleh konsep polytheisme itu. Walaupun begitu, tuhan selalu mengutus seorang utusan untuk menyebarkan konsep monotheisme setiap masa kepada umat yang menganut paham polytheisme. Lebih jauh lagi, Karen menyebutkan bahwa teologi semua agama besar di dunia (Yahudi, Kristen dan Islam) berasal dari teologi yang di bawa oleh Ibrahim. Ini terbukti dari konsep-konsep yang di ajarkan oleh utusan-utusan masing-masing agama tadi (Musa membawa teologi Yahudi, Isa membawa teologi Kristen dan Muhammad membawa teologi Islam).
Sementara itu, konsep ketuhanan agama hindu dan budha yang dijelaskan oleh Karen adalah teologi mototheisme juga, walaupun mempunyai banyak dewa.
Konsep Teologi Masing-masing Agama
1.      Teologi Yahudi
            Yahudi adalah sebuah istilah yang merujuk kepada agama dan suku bangsa. Sebagai agama, istilah ini merujuk kepada umat yang beragama Yahudi. Berdasarkan suku bangsa, kata ini merujuk kepada suku bangsa yang berasal dari keturunan Eber (Kejadian 10:21) (yang disebut "Ibrani") atau Yakub (yang juga bernama "Israel") anak Ishak anak Abraham (Ibrahim) dan Sara, atau keturunan Suku Yehuda, yang berasal dari Yehuda anak Yakub. Etnis Yahudi juga termasuk Yahudi yang tidak beragama Yahudi tetapi beridentitas Yahudi dari segi tradisi.
            Agama yahudi tidak memiliki banyak doktrin kecuali memiliki syema. "Dengarlah hai Israel, Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu Esa." Pengajaran ini merupakan dasar bersama untuk memahami bahwa, Allah itu satu, Allah semua manusia. Tidak ada perpecahan doktrinal dikalangan Yudaime.
Kitab Suci agama Yahudi menuliskan Tuhan telah membuat perjanjian dengan Abraham bahwa beliau dan cucu-cicitnya akan diberi rahmat apabila mereka selalu beriman kepada Tuhan. Perjanjian ini kemudian diulangi oleh Ishak dan Yakub. Dan karena Ishak dan Yakub menurunkan bangsa Yahudi, maka mereka meyakini bahwa merekalah bangsa yang terpilih. Penganut Yahudi dipilih untuk melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab khusus, seperti mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur dan beriman kepada Tuhan. Sebagai balasannya, mereka akan menerima cinta serta perlindungan Tuhan. Tuhan kemudian menganugerahkan mereka Sepuluh Perintah Tuhan melalui pemimpin mereka, Musa.
Jadi, jelaslah dalam agama Yahudi menganut teologi monotheisme yang menuntut keesaan Tuhan dalam pengamalan ketuhanan mereka. Tuhan agama Yahudi juga mempunyai sifat-sifat yang Maha Kuasa, Maha Pemurah, dan Maha-Maha lainnya.
2.      Teologi Kristen
Agama Kristen adalah sebuah kepercayaan yang berdasar pada ajaran, hidup, sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus. Agama ini meyakini Yesus Kristus adalah Tuhan dan Mesias, juru selamat bagi seluruh umat manusia, yang menebus manusia dari dosa. Mereka beribadah di gereja dan Kitab Suci mereka adalah Alkitab. Agama Kristen adalah agama Abrahamik (agama yang di bawa ibrahim) yang mempunyai teologi monoteisme yang percaya akan tuhan yang satu dalam 3 pribadi yang berbeda (trinitas).
            Tritunggal atau Trinitas adalah doktrin Iman Kristen yang mengakui Satu Allah Yang Esa, namun hadir dalam Tiga Pribadi: Allah Bapa dan Putra dan Roh Kudus, di mana ketiganya adalah sama esensinya, sama kedudukannnya, sama kuasanya, dan sama kemuliaannya. Istilah Tritunggal (Inggris: trinity, Latin: trinitas) mengandung arti tiga Pribadi dalam satu kesatuan esensi Allah. Istilah "pribadi" dalam bahasa Yunani adalah hupostasis, diterjemahkan ke Latin sebagai persona.
            Dalam teologi kristen, Allah (Tuhan) mempunyai sifat Maha Esa juga. Selain mempunyai sifat Maha Esa, tuhan umat Kristen juga mempunyai sifat-sifat Maha yang lainnya seperti Maha Kuasa, Maha Pencita dan sebagainya. Konsep teologi ini sama dengan konsep teologi umat Yahudi.
3.      Teologi Islam
            Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dengan agama inilah Allah menutup agama-agama sebelumnya. Allah telah menyempurnakan agama ini bagi hamba-hambaNya. Dengan agama Islam ini pula Allah menyempurnakan nikmat atas mereka. Allah hanya meridhoi Islam sebagai agama yang harus mereka peluk.
            Teologi dasar Islam dapat ditemukan pada dua kalimah shahadatain ("dua kalimat persaksian"), yaitu "asyhadu an-laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammadan rasuulullaah" - yang berarti "Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan saya bersaksi bahwa Muhammad saw adalah utusan Allah". Esensinya adalah prinsip keesaan Tuhan dan pengakuan terhadap kenabian Muhammad.
            Jelas sekali bahwa teologi umat Islam adalah monoteisme dengan mengesakan Tuhan yang bisa dilihat di dua kalimat syahadat. Tentunya konsep teologi (monoteisme) dalam Islam itu sendiri sesuai dengan konsep teologi 2 agama sebelumnya yaitu agama Kristen dan Yahudi. Selain memiliki kesamaan pada konsep monoteisme, Islam juga punya kesamaan teologi dengan umat agama lain yaitu sama-sama menganggap Tuhan mempunya berbagai sifat-sifat Maha.
4.      Teologi Hindu dan Budha
Agama Hindu (Sanskerta: Sanatana Dharma "Kebenaran Abadi"), dan Vaidika-Dharma ("Pengetahuan Kebenaran") adalah sebuah agama yang berasal dari anak benua India. Agama ini merupakan lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme) yang merupakan kepercayaan bangsa Indo-Iran (Arya).
            Hindu seringkali dianggap sebagai agama yang beraliran politeisme karena memuja banyak Dewa, namun tidaklah sepenuhnya demikian. Dalam agama Hindu, Dewa bukanlah Tuhan tersendiri. Menurut umat Hindu, Tuhan itu Maha Esa tiada duanya. Dalam salah satu ajaran filsafat Hindu, Adwaita Wedanta menegaskan bahwa hanya ada satu kekuatan dan menjadi sumber dari segala yang ada (Brahman). Dalam keyakinan Hindu, Brahman merupakan sesuatu yang tidak berawal namun juga tidak berakhir.
            Agama Buddha mulai dari abad ke-6 SM sampai sekarang dari lahirnya sang Buddha Siddharta Gautama. Dengan ini, ini adalah salah satu agama tertua yang masih dianut di dunia. Teologi dalam agama budha adalah sebagai berikut :
“Ketahuilah para bhikkhu bahwa ada sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak. Duhai para Bhikkhu, apabila tidak ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Diciptakan, Yang Mutlak, maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi para bhikkhu, karena ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu.”
Jelaslah bahwa agama Hindu dan Budha pun menganut ajaran monoteisme juga yang bersesuaian dengan agama lain seperti agama Yahudi, Kristen dan Islam. Dalam teologi Hindu Budha juga menganggap tuhan mempunyai sifat-sifat yang Maha juga yang tentunya bersesuaian dengan agama-agama lain.
Perbedaan Masing-Masing Agama
            Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa masing-masing agama menuju Tuhan yang sama yaitu Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pencipta dan Maha-Maha lainnya. Kemudian, terdapat satu pertanyaan besar ketika tuhan semua agama sama maka apa perbedaan dari masing-masing agama?
            Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita harus melihat cara-cara peribadatan masing-masing agama. Agama Yahudi dengan cara meratapi tembok sebagai bentuk ibadah utamanya berbeda dengan agama-agama lain. Agama Kristen dengan beribadah di gerejanya yang berbeda dengan agama-agama lain. Sedangkan Agama Islam dengan Sholatnya sebagai cara beribadah utama yang tentunya berbeda dengan agama lainnya.
            Cara beribadah inilah yang membedakan satu agama dengan agama lainnya ketika teologi masing-masing agama sama. Kemudian muncul pertanyaan besar lainnya di pikiran saya sebagai penganut ajaran Islam yaitu apakah konsep yang saya ungkapkan di atas tadi bertentangan dengan konsep Islam?
            Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita harus melihat pembagian tauhid dalam agama Islam itu sendiri. Dalam konsep Islam, Tauhid dibagi menjadi 3 yaitu Tauhid Uluhiyah, Tauhid Rububiyah dan Tauhid Asma was Sifat. Berikut penjelasan mengenai ketiga tauhid tadi.
1.      Tauhid Uluhiyah
Beriman bahwa hanya Allah satu-satunya Rabb yang memiliki, merencanakan, menciptakan, mengatur, memelihara, memberi rezeki, memberikan manfaat, menolak mudharat serta menjaga seluruh Alam Semesta. Sebagaimana terdapat dalam Al Quran surat Az Zumar ayat 62 :"Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu". Hal yang seperti ini diakui oleh seluruh manusia, tidak ada seorang pun yang mengingkarinya. Orang-orang yang mengingkari hal ini, seperti kaum atheis, pada kenyataannya mereka menampakkan keingkarannya hanya karena kesombongan mereka. Padahal, jauh di dalam lubuk hati mereka, mereka mengakui bahwa tidaklah alam semesta ini terjadi kecuali ada yang membuat dan mengaturnya. Mereka hanyalah membohongi kata hati mereka sendiri. Hal ini sebagaimana firman Allah “Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan).“ (Ath-Thur: 35-36)
Namun pengakuan seseorang terhadap Tauhid Rububiyah ini tidaklah menjadikan seseorang beragama Islam karena sesungguhnya orang-orang musyrikin Quraisy yang diperangi Rosululloh mengakui dan meyakini jenis tauhid ini. Sebagaimana firman Allah, “Katakanlah: ‘Siapakah Yang memiliki langit yang tujuh dan Yang memiliki ‘Arsy yang besar?’ Mereka akan menjawab: ‘Kepunyaan Allah.’ Katakanlah: ‘Maka apakah kamu tidak bertakwa?’ Katakanlah: ‘Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari -Nya, jika kamu mengetahui?’ Mereka akan menjawab: ‘Kepunyaan Allah.’ Katakanlah: ‘Maka dari jalan manakah kamu ditipu?’” (Al-Mu’minun: 86-89).
2.      Tauhid Rububiyah
Beriman bahwa hanya Allah semata yang berhak disembah, tidak ada sekutu bagiNya. "Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang orang yang berilmu (juga menyatakan demikian). Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia yang Mahaperkasa lagi Maha Bijaksana" (Al Imran: 18). Beriman terhadap uluhiyah Allah merupakan konsekuensi dari keimanan terhadap rububiyahNya. Mengesakan Allah dalam segala macam ibadah yang kita lakukan. Seperti salat, doa, nadzar, menyembelih, tawakkal, taubat, harap, cinta, takut dan berbagai macam ibadah lainnya. Dimana kita harus memaksudkan tujuan dari kesemua ibadah itu hanya kepada Allah semata. Tauhid inilah yang merupakan inti dakwah para rosul dan merupakan tauhid yang diingkari oleh kaum musyrikin Quraisy. Hal ini sebagaimana yang difirmankan Allah mengenai perkataan mereka itu “Mengapa ia menjadikan sesembahan-sesembahan itu Sesembahan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.” (Shaad: 5). Dalam ayat ini kaum musyrikin Quraisy mengingkari jika tujuan dari berbagai macam ibadah hanya ditujukan untuk Allah semata. Oleh karena pengingkaran inilah maka mereka dikafirkan oleh Allah dan Rosul-Nya walaupun mereka mengakui bahwa Allah adalah satu-satunya Pencipta alam semesta.
3.      Tauhid Asma was Sifat
Beriman bahwa Allah memiliki nama dan sifat baik (asma'ul husna) yang sesuai dengan keagunganNya. Umat Islam mengenal 99 asma'ul husna yang merupakan nama sekaligus sifat Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar