Pengertian Tuhan
Kata
Tuhan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
diartikan sebagai sesuatu yang diyakini, dipuja, dan disembah oleh manusia
sebagai yang Mahakuasa, Mahaperkasa, dan sebagainya: Yang Maha Esa. Tuhan ialah
sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia sedemikian rupa,
sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai (didominir) olehnya (sesuatu itu).
Dalam
konsep Islam,
Tuhan diyakini sebagai Zat Maha Tinggi Yang
Nyata dan Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu
Takdir, dan Hakim bagi semesta alam. Islam menitik beratkan konseptualisasi
Tuhan sebagai Yang Tunggal dan Maha Kuasa (tauhid).
Dalam
konsep kristen, tuhan disebut dengan nama Bapa yang diberikan kepada
Tuhan menunjukkan bahwa Ia adalah asal-usul dari segala sesuatu yang tunduk
kepada-Nya. Dialah Kewibawaan yang tertinggi dan yang Maha kuasa, Maha
Pencipta, dan Pelindung.
"Tuhan
adalah Ruh Mahatinggi, Dia ada dengan sendirinya dan Dia sempurna tanpa
batas."
Jelaslah,
terdapat kesamaan pandangan tentang pengertian tuhan itu sendiri yaitu tuhan
memiliki sifat yang Maha dalam segala aspek.
Sejarah
Tuhan
Dalam
sebuah buku yang berjudul Sejarah Tuhan (Hystory of God) karya Karen Amstrong
mengungkapkan awal kehidupan manusia telah mengenal tuhan yang satu
(monotheisme). Kemudian, karena perkembangan budaya, pemikiran manusia, tuhan
berubah menjadi banyak (polytheisme) dengan ditunjukan banyaknya dewa-dewa yang
di sembah pada masa yunani kuno, mesir kuno maupun babylonia. Mereka menyembah
para dewa dengan membuat patung, kuil, atau bentuk lain sebagai perwujudan dari
tuhan mereka. Pada situasi itu, muncullah anak Adam yang bernama Ibrahim yang
membawakan ajaran tentang monotheisme (keesaan tuhan). Dalam perjalanan sejarahnya,
konsep monotheisme sendiri sering dibenturkan oleh konsep polytheisme itu. Walaupun
begitu, tuhan selalu mengutus seorang utusan untuk menyebarkan konsep
monotheisme setiap masa kepada umat yang menganut paham polytheisme. Lebih jauh
lagi, Karen menyebutkan bahwa teologi semua agama besar di dunia (Yahudi,
Kristen dan Islam) berasal dari teologi yang di bawa oleh Ibrahim. Ini terbukti
dari konsep-konsep yang di ajarkan oleh utusan-utusan masing-masing agama tadi
(Musa membawa teologi Yahudi, Isa membawa teologi Kristen dan Muhammad membawa
teologi Islam).
Sementara
itu, konsep ketuhanan agama hindu dan budha yang dijelaskan oleh Karen adalah
teologi mototheisme juga, walaupun mempunyai banyak dewa.
Konsep
Teologi Masing-masing Agama
1.
Teologi Yahudi
Yahudi adalah sebuah istilah yang
merujuk kepada agama dan suku bangsa. Sebagai agama, istilah ini merujuk kepada
umat yang beragama Yahudi. Berdasarkan suku bangsa, kata ini merujuk kepada
suku bangsa yang berasal dari keturunan Eber
(Kejadian 10:21) (yang disebut "Ibrani") atau Yakub
(yang juga bernama "Israel") anak Ishak
anak Abraham
(Ibrahim)
dan Sara,
atau keturunan Suku Yehuda, yang berasal dari Yehuda
anak Yakub.
Etnis Yahudi juga termasuk Yahudi yang tidak beragama Yahudi tetapi
beridentitas Yahudi dari segi tradisi.
Agama yahudi tidak memiliki banyak
doktrin kecuali memiliki syema. "Dengarlah hai Israel, Tuhan
itu Allah kita, Tuhan itu Esa." Pengajaran ini merupakan dasar bersama
untuk memahami bahwa, Allah itu satu, Allah semua manusia. Tidak ada perpecahan
doktrinal dikalangan Yudaime.
Kitab Suci
agama Yahudi menuliskan Tuhan telah membuat perjanjian dengan Abraham
bahwa beliau dan cucu-cicitnya akan diberi rahmat apabila mereka selalu beriman
kepada Tuhan. Perjanjian ini kemudian diulangi oleh Ishak dan Yakub. Dan karena Ishak
dan Yakub menurunkan bangsa Yahudi, maka mereka meyakini bahwa merekalah bangsa
yang terpilih. Penganut Yahudi dipilih untuk melaksanakan tugas-tugas dan
tanggung jawab khusus, seperti mewujudkan masyarakat
yang adil dan makmur dan beriman kepada Tuhan. Sebagai balasannya, mereka akan
menerima cinta serta perlindungan Tuhan. Tuhan kemudian menganugerahkan mereka Sepuluh Perintah Tuhan melalui pemimpin
mereka, Musa.
Jadi,
jelaslah dalam agama Yahudi menganut teologi monotheisme yang menuntut keesaan
Tuhan dalam pengamalan ketuhanan mereka. Tuhan agama Yahudi juga mempunyai
sifat-sifat yang Maha Kuasa, Maha Pemurah, dan Maha-Maha lainnya.
2.
Teologi Kristen
Agama
Kristen adalah sebuah
kepercayaan yang berdasar pada ajaran, hidup, sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus.
Agama ini meyakini Yesus Kristus adalah Tuhan dan Mesias,
juru selamat bagi seluruh umat manusia, yang menebus manusia dari dosa. Mereka
beribadah di gereja
dan Kitab Suci
mereka adalah Alkitab.
Agama Kristen adalah agama Abrahamik (agama yang di bawa ibrahim) yang
mempunyai teologi monoteisme yang percaya akan tuhan yang satu dalam 3 pribadi
yang berbeda (trinitas).
Tritunggal atau Trinitas
adalah doktrin Iman Kristen
yang mengakui Satu Allah Yang Esa, namun hadir dalam Tiga Pribadi: Allah Bapa
dan Putra dan Roh Kudus,
di mana ketiganya adalah sama esensinya, sama kedudukannnya, sama kuasanya, dan
sama kemuliaannya. Istilah Tritunggal
(Inggris: trinity, Latin:
trinitas) mengandung arti tiga Pribadi dalam satu kesatuan esensi Allah.
Istilah "pribadi" dalam bahasa Yunani adalah hupostasis,
diterjemahkan ke Latin sebagai persona.
Dalam teologi kristen, Allah (Tuhan)
mempunyai sifat Maha Esa juga. Selain mempunyai sifat Maha Esa, tuhan umat
Kristen juga mempunyai sifat-sifat Maha yang lainnya seperti Maha Kuasa, Maha
Pencita dan sebagainya. Konsep teologi ini sama dengan konsep teologi umat
Yahudi.
3.
Teologi Islam
Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam. Dengan agama inilah Allah menutup agama-agama
sebelumnya. Allah telah menyempurnakan agama ini bagi hamba-hambaNya. Dengan
agama Islam ini pula Allah menyempurnakan nikmat atas mereka. Allah hanya
meridhoi Islam sebagai agama yang harus mereka peluk.
Teologi
dasar Islam dapat ditemukan pada dua kalimah shahadatain
("dua kalimat persaksian"), yaitu "asyhadu an-laa ilaaha
illallaah, wa asyhadu anna muhammadan rasuulullaah" - yang berarti
"Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan saya bersaksi bahwa
Muhammad saw adalah utusan Allah". Esensinya adalah prinsip keesaan Tuhan
dan pengakuan terhadap kenabian Muhammad.
Jelas
sekali bahwa teologi umat Islam adalah monoteisme dengan mengesakan Tuhan yang
bisa dilihat di dua kalimat syahadat. Tentunya konsep teologi (monoteisme)
dalam Islam itu sendiri sesuai dengan konsep teologi 2 agama sebelumnya yaitu
agama Kristen dan Yahudi. Selain memiliki kesamaan pada konsep monoteisme,
Islam juga punya kesamaan teologi dengan umat agama lain yaitu sama-sama
menganggap Tuhan mempunya berbagai sifat-sifat Maha.
4.
Teologi Hindu dan Budha
Agama Hindu (Sanskerta:
Sanatana Dharma "Kebenaran Abadi"),
dan Vaidika-Dharma ("Pengetahuan Kebenaran") adalah sebuah agama
yang berasal dari anak benua India. Agama ini merupakan
lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme)
yang merupakan kepercayaan bangsa Indo-Iran (Arya).
Hindu seringkali dianggap sebagai agama
yang beraliran politeisme karena memuja banyak Dewa,
namun tidaklah sepenuhnya demikian. Dalam agama Hindu, Dewa
bukanlah Tuhan
tersendiri. Menurut umat Hindu, Tuhan itu Maha Esa tiada duanya. Dalam salah
satu ajaran filsafat Hindu, Adwaita Wedanta
menegaskan bahwa hanya ada satu kekuatan dan menjadi sumber dari segala yang
ada (Brahman).
Dalam keyakinan Hindu, Brahman merupakan sesuatu yang tidak berawal namun juga
tidak berakhir.
Agama Buddha
mulai dari abad ke-6 SM sampai sekarang dari lahirnya sang
Buddha Siddharta Gautama. Dengan ini, ini
adalah salah satu agama tertua yang masih dianut di dunia. Teologi dalam agama
budha adalah sebagai berikut :
“Ketahuilah
para bhikkhu bahwa ada sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang
Tidak Tercipta, Yang Mutlak. Duhai para Bhikkhu, apabila tidak ada Yang Tidak
Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Diciptakan, Yang Mutlak, maka tidak
akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan,
pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi para bhikkhu, karena ada Yang Tidak
Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka ada
kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan
dari sebab yang lalu.”
Jelaslah
bahwa agama Hindu dan Budha pun menganut ajaran monoteisme juga yang
bersesuaian dengan agama lain seperti agama Yahudi, Kristen dan Islam. Dalam
teologi Hindu Budha juga menganggap tuhan mempunyai sifat-sifat yang Maha juga
yang tentunya bersesuaian dengan agama-agama lain.
Perbedaan
Masing-Masing Agama
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
masing-masing agama menuju Tuhan yang sama yaitu Tuhan Yang Maha Esa, Maha
Pencipta dan Maha-Maha lainnya. Kemudian, terdapat satu pertanyaan besar ketika
tuhan semua agama sama maka apa perbedaan dari masing-masing agama?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita harus melihat
cara-cara peribadatan masing-masing agama. Agama Yahudi dengan cara meratapi
tembok sebagai bentuk ibadah utamanya berbeda dengan agama-agama lain. Agama
Kristen dengan beribadah di gerejanya yang berbeda dengan agama-agama lain.
Sedangkan Agama Islam dengan Sholatnya sebagai cara beribadah utama yang tentunya
berbeda dengan agama lainnya.
Cara beribadah inilah yang membedakan satu agama dengan
agama lainnya ketika teologi masing-masing agama sama. Kemudian muncul
pertanyaan besar lainnya di pikiran saya sebagai penganut ajaran Islam yaitu
apakah konsep yang saya ungkapkan di atas tadi bertentangan dengan konsep
Islam?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita harus melihat
pembagian tauhid dalam agama Islam itu sendiri. Dalam konsep Islam, Tauhid
dibagi menjadi 3 yaitu Tauhid Uluhiyah, Tauhid Rububiyah dan Tauhid Asma was
Sifat. Berikut penjelasan mengenai ketiga tauhid tadi.
1.
Tauhid Uluhiyah
Beriman
bahwa hanya Allah satu-satunya Rabb
yang memiliki, merencanakan, menciptakan, mengatur, memelihara, memberi rezeki,
memberikan manfaat, menolak mudharat serta menjaga seluruh Alam Semesta.
Sebagaimana terdapat dalam Al Quran
surat Az Zumar ayat 62 :"Allah
menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu". Hal
yang seperti ini diakui oleh seluruh manusia, tidak ada seorang pun yang
mengingkarinya. Orang-orang yang mengingkari hal ini, seperti kaum atheis, pada
kenyataannya mereka menampakkan keingkarannya hanya karena kesombongan mereka.
Padahal, jauh di dalam lubuk hati mereka, mereka mengakui bahwa tidaklah alam
semesta ini terjadi kecuali ada yang membuat dan mengaturnya. Mereka hanyalah
membohongi kata hati mereka sendiri. Hal ini sebagaimana firman Allah “Apakah
mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan? Ataukah
mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? sebenarnya mereka tidak meyakini
(apa yang mereka katakan).“ (Ath-Thur: 35-36)
Namun
pengakuan seseorang terhadap Tauhid Rububiyah ini tidaklah menjadikan seseorang
beragama Islam karena sesungguhnya orang-orang musyrikin Quraisy yang diperangi
Rosululloh mengakui dan meyakini jenis tauhid ini. Sebagaimana firman Allah, “Katakanlah:
‘Siapakah Yang memiliki langit yang tujuh dan Yang memiliki ‘Arsy yang besar?’
Mereka akan menjawab: ‘Kepunyaan Allah.’ Katakanlah: ‘Maka apakah kamu tidak
bertakwa?’ Katakanlah: ‘Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas
segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi
dari -Nya, jika kamu mengetahui?’ Mereka akan menjawab: ‘Kepunyaan Allah.’
Katakanlah: ‘Maka dari jalan manakah kamu ditipu?’” (Al-Mu’minun: 86-89).
2.
Tauhid Rububiyah
Beriman bahwa
hanya Allah semata yang berhak disembah, tidak ada sekutu bagiNya. "Allah
menyatakan bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia yang
menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang orang yang berilmu (juga
menyatakan demikian). Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia yang
Mahaperkasa lagi Maha Bijaksana" (Al Imran: 18). Beriman terhadap
uluhiyah Allah merupakan konsekuensi dari keimanan terhadap rububiyahNya.
Mengesakan Allah dalam segala macam ibadah yang kita lakukan. Seperti salat,
doa, nadzar, menyembelih, tawakkal, taubat, harap, cinta, takut dan berbagai
macam ibadah lainnya. Dimana kita harus memaksudkan tujuan dari kesemua ibadah
itu hanya kepada Allah semata. Tauhid inilah yang merupakan inti dakwah para
rosul dan merupakan tauhid yang diingkari oleh kaum musyrikin Quraisy. Hal ini
sebagaimana yang difirmankan Allah mengenai perkataan mereka itu “Mengapa ia
menjadikan sesembahan-sesembahan itu Sesembahan Yang Satu saja? Sesungguhnya
ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.” (Shaad: 5). Dalam ayat ini
kaum musyrikin Quraisy mengingkari jika tujuan dari berbagai macam ibadah hanya
ditujukan untuk Allah semata. Oleh karena pengingkaran inilah maka mereka
dikafirkan oleh Allah dan Rosul-Nya walaupun mereka mengakui bahwa Allah adalah
satu-satunya Pencipta alam semesta.
3.
Tauhid Asma was Sifat
Beriman
bahwa Allah memiliki nama dan sifat baik (asma'ul husna) yang sesuai dengan
keagunganNya. Umat Islam mengenal 99 asma'ul husna yang merupakan nama
sekaligus sifat Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar