Minggu, 08 September 2013

Sosialisme dan Gerakan Buruh

Sosialisme merupakan sebuah antithesa dari kapitalisme. Sosialisme berasal dari dari bahasa latin socius yang artinya teman atau sahabat. Sosialisme adalah paham yang bertujuan membentuk negara kemakmuran dengan usaha kolektif yang produktif dan membatasi kepemilikan individu. Menurut Gerald Braunthal, sosialisme merupakan suatu teori ekonomi dan politik yang menekankan peranan pemerintah dalam menguasai alat-alat produksi dan distribusi barang.
Tokoh yang pertama kali mengemukakan paham sosialisme adalah Robert Owen yang menciptakan dunia baru, dimana tiap-tiap orang hidup bahagia. Selain itu, ada pula Louis Blanc yang mencita-citakan sosialisme kooperatif dan Fabian Societl yang mengemukakan sosialisme gilda. Namun, yang paling terkenal adalah Karl Marx yang mencita-citakan sosialisme ilmiah.
Sosialisme sangat menekankan peranan negara dalam menguasi alat-alat produksi dan membatasi hak milik individu untuk menciptakan kemakmuran bersama. Sosialisme lahir sebagai bentuk reaksi dari kapitalisme di abad 19 yang mementingkan individu si pemilik modal dan menghiraukan si buruh. Tujuan Marx dalam paham sosialismenya adalah untuk mengupas perkembangan masyarakat sebagai dasar ilmiah bagi pergerakan buruh untuk menumbangkan kapitalisme. Di semua negeri kapitalis yang maju, fungsi negara adalah untuk mengarahkan agar perkembangan dan fungsi kelompok-kelompok kapitalis tersebut selaras dengan kepentingan unum. Namun, fungsi ini juga mengimplikasikan hal sebaliknya yaitu bahwa kepentingan umum haruslah disesuaikan dengan kehendak-kehendak kaum kapitalis. Sosialisme menghendaki pergaulan hidup, dimana tidak ada lagi penindasan dan dijamin bagi setiap rakyat sebuah kemakmuran dan kepastian hidup serta perkembangan pribadi.
Gerakan buruh sangat dipengaruhi oleh paham sosialisme yang menginginkan masyarakat tanpa kelas. Engels pernah berkata bahwa sosialisme adalah ajaran tentang syarat-syarat yang dipenuhi untuk mencapai kemerdekaan kaum buruh. Marx sendiri pernah mengemukakan dalam manifesto komunis: “kaum komunis tidak perlu menyembunyikan pendapat dan maksudnya. Dengan terus terang mereka mengumumkan bahwa tujuan mereka hanya dapat dicapai dengan merobohkan seluruh susunan masyarakat ini dengan kekerasan. Hendaklah golongan penguasa gemetar di hadapan revolusi komunis. Kaum buruh yang miskin tidak akan kehilangan apa-apa, kecuali belenggu. Proletarier aller lander, vereinighteuch! Kaum buruh sedunia, bersatulah!”.
Sosialisme yang banyak mengandung semangat revolusioner mampu menginspirasi gerakan buruh untuk melakukan tuntutan-tuntutan kepada pemodal maupun negara. Kaum proletar dalam hal ini adalah buruh menggunakan sosialisme untuk mecapai tujuannya yaitu sebuah masyarakat tanpa kelas yang diidamkan oleh buruh.
Dalam sejarahnya, gerakan buruh di Indonesia sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda terutama erat kaitannya dengan perjuangan melawan penjajah untuk mencapai kemerdekaan. Dalam masa penjajahan, pemodal dapat diasosiakan dengan Belanda dalam hal ini telah banyak menikmati keuntungan dari Bangsa Indonesia, sementara buruh merupakan rakyat Indonesia yang terjajah. Gerakan buruh dalam masa penjajahan Belanda banyak melakukan aksinya dengan cara pemogokan massal untuk menuntut hak-haknya agar dipenuhi oleh kaum pemodal. Sebut saja pemogokan buruh pelabuhan di Surabaya tahun 1921, pemogokan buruh pegadaian tahun 1922, pemogokan buruh kereta api tahun 1923 dan puncaknya pada tahun 1925 yang mana hampir semua buruh di segala sektor melakukan pemogokan massal.

Dalam era pasca kemerdekaan, gerakan buruh  sudah berhasil untuk mengorganisasikan dirinya dengan lebih baik. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya organisasi-organisasi yang mewadahi aspirasi buruh untuk mewujudakn kesejahteraan butuh. Diantaranya ada Konfedesi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) dan lain sebagainya. Hampir semua gerakan buruh membawa tuntutan yang sama yaitu perbaikan kesejahteraan buruh. Gerakan buruh di era reformasi banyak dilakukan dengan cara melakukan aksi (demonstrasi) maupun dengan pemogokan massal.

Daftar Pustaka

Engels, Frederick. Tentang Das Kapitalis Marx. Jakarta : Oey’s Renaissance, 2007

Gorz, Andre. Sosialisme dan Revolusi, Jogjakarta : Resist Book, 2005

Hashem, Omar. Marxisme dan Agama. Jogjakarta : Rausyanfikr Institute, 2012

Hatta, Muhammad. Persoalan Ekonomi Sosialis Indonesia. Jakarta : Penerbit Djambatan, tanpa tahun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar