Sosialisme merupakan sebuah antithesa
dari kapitalisme. Sosialisme berasal dari dari bahasa latin socius yang artinya teman atau sahabat.
Sosialisme adalah paham yang bertujuan membentuk negara kemakmuran dengan usaha
kolektif yang produktif dan membatasi kepemilikan individu. Menurut Gerald
Braunthal, sosialisme merupakan suatu teori ekonomi dan politik yang menekankan
peranan pemerintah dalam menguasai alat-alat produksi dan distribusi barang.
Tokoh yang pertama kali mengemukakan
paham sosialisme adalah Robert Owen yang menciptakan dunia baru, dimana
tiap-tiap orang hidup bahagia. Selain itu, ada pula Louis Blanc yang
mencita-citakan sosialisme kooperatif dan Fabian Societl yang mengemukakan
sosialisme gilda. Namun, yang paling terkenal adalah Karl Marx yang
mencita-citakan sosialisme ilmiah.
Sosialisme sangat menekankan peranan
negara dalam menguasi alat-alat produksi dan membatasi hak milik individu untuk
menciptakan kemakmuran bersama. Sosialisme lahir sebagai bentuk reaksi dari
kapitalisme di abad 19 yang mementingkan individu si pemilik modal dan
menghiraukan si buruh. Tujuan Marx dalam paham sosialismenya adalah untuk mengupas
perkembangan masyarakat sebagai dasar ilmiah bagi pergerakan buruh untuk
menumbangkan kapitalisme. Di semua negeri kapitalis yang maju, fungsi negara
adalah untuk mengarahkan agar perkembangan dan fungsi kelompok-kelompok
kapitalis tersebut selaras dengan kepentingan unum. Namun, fungsi ini juga
mengimplikasikan hal sebaliknya yaitu bahwa kepentingan umum haruslah
disesuaikan dengan kehendak-kehendak kaum kapitalis. Sosialisme menghendaki
pergaulan hidup, dimana tidak ada lagi penindasan dan dijamin bagi setiap
rakyat sebuah kemakmuran dan kepastian hidup serta perkembangan pribadi.
Gerakan buruh sangat dipengaruhi oleh
paham sosialisme yang menginginkan masyarakat tanpa kelas. Engels pernah
berkata bahwa sosialisme adalah ajaran tentang syarat-syarat yang dipenuhi
untuk mencapai kemerdekaan kaum buruh. Marx sendiri pernah mengemukakan dalam
manifesto komunis: “kaum komunis tidak perlu menyembunyikan pendapat dan
maksudnya. Dengan terus terang mereka mengumumkan bahwa tujuan mereka hanya
dapat dicapai dengan merobohkan seluruh susunan masyarakat ini dengan kekerasan.
Hendaklah golongan penguasa gemetar di hadapan revolusi komunis. Kaum buruh
yang miskin tidak akan kehilangan apa-apa, kecuali belenggu. Proletarier aller lander, vereinighteuch!
Kaum buruh sedunia, bersatulah!”.
Sosialisme yang banyak mengandung semangat
revolusioner mampu menginspirasi gerakan buruh untuk melakukan
tuntutan-tuntutan kepada pemodal maupun negara. Kaum proletar dalam hal ini
adalah buruh menggunakan sosialisme untuk mecapai tujuannya yaitu sebuah masyarakat
tanpa kelas yang diidamkan oleh buruh.
Dalam sejarahnya, gerakan buruh di
Indonesia sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda terutama erat kaitannya
dengan perjuangan melawan penjajah untuk mencapai kemerdekaan. Dalam masa
penjajahan, pemodal dapat diasosiakan dengan Belanda dalam hal ini telah banyak
menikmati keuntungan dari Bangsa Indonesia, sementara buruh merupakan rakyat
Indonesia yang terjajah. Gerakan buruh dalam masa penjajahan Belanda banyak
melakukan aksinya dengan cara pemogokan massal untuk menuntut hak-haknya agar
dipenuhi oleh kaum pemodal. Sebut saja pemogokan buruh pelabuhan di Surabaya
tahun 1921, pemogokan buruh pegadaian tahun 1922, pemogokan buruh kereta api
tahun 1923 dan puncaknya pada tahun 1925 yang mana hampir semua buruh di segala
sektor melakukan pemogokan massal.
Dalam era pasca kemerdekaan, gerakan
buruh sudah berhasil untuk
mengorganisasikan dirinya dengan lebih baik. Hal ini dapat dilihat dengan semakin
banyaknya organisasi-organisasi yang mewadahi aspirasi buruh untuk mewujudakn
kesejahteraan butuh. Diantaranya ada Konfedesi Serikat Pekerja Indonesia
(KSPI), Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Konfederasi
Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) dan lain sebagainya. Hampir
semua gerakan buruh membawa tuntutan yang sama yaitu perbaikan kesejahteraan
buruh. Gerakan buruh di era reformasi banyak dilakukan dengan cara melakukan
aksi (demonstrasi) maupun dengan pemogokan massal.
Daftar
Pustaka
Engels,
Frederick. Tentang Das Kapitalis Marx.
Jakarta : Oey’s Renaissance, 2007
Gorz,
Andre. Sosialisme dan Revolusi,
Jogjakarta : Resist Book, 2005
Hashem,
Omar. Marxisme dan Agama. Jogjakarta
: Rausyanfikr Institute, 2012
Hatta,
Muhammad. Persoalan Ekonomi Sosialis
Indonesia. Jakarta : Penerbit Djambatan, tanpa tahun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar